Selasa, 24 Februari 2009

Cara Mengubah Rasa Takut Jadi Berani ala Tung Desem Waringin

Kebanyakan manusia tahu bahwa untuk menjadi seseorang yang kaya, ia harus membuka usaha sendiri atau meminta kenaikan jabatan atau meminta kerja sama dengan orang kaya lainnya dsb. Tapi kebanyakan manusia juga terhambat oleh faktor dalam dirinya yaitu rasa takut. Rasa takut ini bisa apa saja dari takut gagal, takut dimarahi, takut ditolak, atau bahkan takut untuk menjadi sukses atau kaya.

Tidak mau dan bukan tidak tahu penyebab paling utama manusia tidak bisa merubah keadaan dirinya”

Untuk bisa merubah rasa takut menjadi berani ini, ada banyak cara, disini akan dijelaskan tiga diantaranya:

1. Merubah gerak

Apabila kita misalnya memiliki ketakutan untuk bertemu seseorang, kita bisa mencoba menghilangkannya dengan banyak melakukan gerakan penuh semangat. Sebagai misal adalah apabila anda berada di suatu pusat perbelanjaan, anda bisa mencoba masuk ke kamar kecil, disana anda dapat melompat-lompat sampai seratus kali hingga badan anda berkeringat. Kalau perlu beri tambahan dengan menepuk-nepuk dada anda sambil berkata, yes, yes, yes, saya bisa, saya bisa, saya bisa dengan penuh semangat sambil menarik nafas panjang-panjang. Dijamin ketakutan anda akan hilang seketika.

Our emotion is created by our motion”

2. Merubah fokus

Kita bisa melakukan ini dengan merubah fokus kita dari sesuatu yang sebelumnya kita takutkan menjadi sesuatu yang akan membuat kita berani. Misalnya apabila kita mengalami ketakutan, maka kita bisa membayangkan kejadian masa lampau yang akan membuat kita menjadi penuh kepercayaan diri. Sebagai misal ketika anda menerima penghargaan, atau ketika menjadi pemenang di suatu kejuaraan dsb. Atau kita bisa membayangkan kejadian masa depan apabila kita sukses sehingga kita memiliki tekad membara untuk berubah menjadi lebih baik.

3. Merubah kata-kata dalam hati

Kebanyakan manusia sering berkata dalam dirinya, nanti kalau ditolak bagaimana? Nanti kalau dia marah gimana? dsb. Kata-kata seperti ini sering menghinggapi seseorang dan membuatnya menjadi takut untuk melakukan suatu hal. Untuk mengatasinya, kita cukup mengubah kata-kata ini menjadi sesuatu yang lebih positif. Sebagai misal adalah “kalau ditolak, toh saya tidak akan mati. Kalau saya enggak nyapa, toh itu berarti saya sudah ditolak seratus persen. Kalau diterima ‘kan nikmatnya malah luar biasa. Toh dia juga enggak bakalan menggigit saya dsb”

Cara merubah berani menjadi komitmen

Tahap kemampuan emosi kedua yang harus dimiliki seseorang adalah kemampuan mengubah berani menjadi komitmen. Bukan hanya sesaat saja tetapi terus menerus. Suka dan duka dijalani dengan penuh.

Beda antara berani dan komitmen akan tampak dalam menghadapi masalah yang berkelanjutan. Seseorang yang berani bisa saja hanya memiliki keberanian itu sesaat saja, apabila menghadapi keadaan buruk terus-menerus ia bisa saja kemudian mundur dan menyerah. Ini berbeda dengan komitmen. Seseorang yang berkomitmen untuk maju, maka ia tidak akan mundur walaupun didorong terus kebelakang berkali-kali.

Untuk mengubah berani menjadi komitmen kita harus tahu dengan persis apa nikmat yang ditawarkan dan apa penderitaan yang bisa didapat apabila kita tidak bertindak. Bayangkan suatu sengsara tidak tertahankan yang akan kita alami apabila kita tidak bertindak. Sengsara yang bisa menimpa orang lain yang kita cintai, sayangi dsb. Juga bayangkan kenikmatan yang akan didapat apabila kita berani mengambil tindakan, kenikmatan untuk orang yang kita sayangi dsb. Kita harus berusaha mengingat hal-hal ini apabila kita mulai merasa bosan, atau lelah atau putus asa dsb. Apabila ini dilakukan terus menerus, maka pada akhirnya nanti suatu keberanian akan berubah dengan sendirinya menjadi suatu komitmen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar