Rabu, 25 Februari 2009

Ing Han ( Tuna netra yang Super Dahsyat)

Sore itu, Ing Han (62) menjelaskan cara menggambar prisma segi lima kepada Maya, murid les privatnya yang duduk di kelas I SMA. ”Kita mulai dengan prinsip menggambar sudut kelipatan 18 derajat tanpa memakai busur derajat,” ujar Ing Han sambil menggambar segitiga di papan tulis.

Tangan Ing Han menggores garis tanpa sekalipun mengangkat spidol. Ia menempelkan empat potongan magnet di papan tulis sebagai patokan. Tangan kanan memegang spidol, tangan kirinya menyentuh empat magnet itu untuk memastikan posisi. Hanya sesekali ia bertanya kepada Maya, apakah tanda yang ia gambar sudah berada pada tempat yang tepat.

Ing Han adalah guru les privat Matematika dan Fisika. Banyaknya siswa SMP dan SMA yang datang dari berbagai penjuru Jakarta ke rumah Ing Han di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, menunjukkan ia piawai di bidangnya. Tak hanya mampu menjelaskan ilmu ukur ruang, ia juga terbiasa mengerjakan soal atau menurunkan rumus di luar kepala.

Bercakap-cakap dengan dia atau melihatnya beraksi mengajar anak-anak dari sekolah Pelita Harapan, Kanisius, St Ursula, BPK Penabur, atau Bina Bangsa, orang acap kali lupa ia seorang tunanetra. Selalu ada sesuatu yang ingin ia bagikan dengan orang lain. Ia bahkan menolak memakai kacamata untuk menutupi matanya yang kisut.

”Saya memang buta, lalu kenapa? Buat saya, ini sama dengan kalau orang lain yang kena sakit jantung atau ginjal, ya, saya kebagian buta,” katanya bersemangat.

Orientasi waktu

Awal Oktober 1987 Ing Han yang ketika itu bekerja pada perusahaan Frisian Flag hendak mengambil koran di depan rumah. Pria yang sebelumnya tak pernah berkacamata ini terkejut karena ia tak bisa membaca koran. Mata kirinya tidak bisa melihat sama sekali, sedangkan mata kanan kabur berat. Ia sempat dirawat sebulan lebih di RS Mata Aini, Jakarta, sebelum dokter di Singapura menjatuhkan vonis. Saraf mata Ing Han rusak total.

Sampai di sini, dia tiba pada pertanyaan yang sering diteriakkan anak manusia kepada Tuhan dengan kepedihan dan ketidakmengertian. Dua tahun Ing Han hanya duduk di kursi tamu rumahnya, mencari jawaban pertanyaan: ”Tuhan, mengapa? Kenapa saya? Hidup saya lurus, apa salah saya? Saya tidak main perempuan, tidak pemabuk, kerja pun lurus-lurus saja,” ujarnya.

Tak sedikit orang yang berkunjung dan memberinya nasihat. Kalimat seperti ”Tuhan mencoba tak lebih dari kekuatan kita” berulang kali didengar Ing Han. Begitu seringnya kalimat itu ia dengar, sampai menjadi ungkapan kosong yang saat itu dia tanggapi dengan apatis. ”Ngomong, sih, gampang. Coba mereka yang merasakan...,” katanya.

Hal paling menyedihkan bagi Ing Han sebagai tunanetra adalah kehilangan orientasi waktu. Semua hal yang saat dia bisa melihat terasa sederhana, seperti matahari terbit dan tenggelam, tiada lagi. Padahal, ia ingin tahu waktu supaya bisa mendengarkan siaran radio yang menjadi satu-satunya penghubung dengan dunia luar.

Setiap hari ia dihadapkan pada pertanyaan: setelah sarapan, lalu apa? Ia tak bisa lagi bekerja di kantor, membaca buku, atau jalan-jalan. Setiap hari ia hanya duduk dan merasa marah, mengapa ia jadi tunanetra?

Namun, realita tidak bisa menunggu. Benturan pada kenyataan membuat Ing Han harus bangkit. Gugatannya kepada Tuhan menjadi tak penting lagi. Ia harus menerima keadaan.

”Saya harus terima. Itu saja. Percuma saya ngeributin Tuhan ada atau enggak. Terima saja. Yang jelas, besok saya dan istri harus makan,” kata suami dari Sri Handayani Soeganda, seorang ibu rumah tangga, ini.

Setelah itu, beberapa titik cerah mulai tampak. Tahun 1989, lewat rentetan kebetulan, ia berhasil mendapatkan jam tangan khusus untuk tunanetra sehingga menyelesaikan masalahnya tentang orientasi waktu. Saat itulah ia menangis dan berdoa, ia percaya Tuhan itu ada.

Pantang menyerah

Semangatnya yang pantang menyerah membuat dia malah merasa bersyukur. Ing Han menyadari ia sebenarnya telah dipersiapkan menghadapi keadaannya kini. Dulu, ketika bersekolah di Salatiga, juara sekolah selalu di tangannya.

Profesi sang ayah sebagai guru membuat ia terbiasa hidup berkekurangan. Kondisi ini membuat Ing Han harus menopang hidup dengan memberi les privat selama ia berkuliah di Institut Teknologi Bandung.

”Saya teringat masa itu. Biarpun menjadi tunanetra, saya bisa memberikan les privat. Saya masih ingat semua rumus-rumus pelajaran (Matematika dan Fisika) itu,” katanya.

Ia mulai dari sekitar kompleks. Dengan sepeda, istrinya mengedarkan selebaran berisi jasa les privat di sekeliling kompleks perumahan mereka. Tiga murid pertama berhasil mereka dapatkan. Saat itu Ing Han belum berani mengakui kalau buta. Ia meminta murid membacakan soal, dengan alasan matanya rabun.

Hingga kini cara itu tetap dipakai walau Ing Han tidak lagi menutupi keadaan sebenarnya. Sehari-hari, kalau menemui masalah, ia langsung membongkar buku-buku lama dari masa dia SMP dan SMA, lalu meminta istrinya membacakan.

Untuk membantu pengajaran, dibuat tabel seperti Bilangan Berpangkat, bagan seperti Proyeksi serta Jarak dan Gradien, yang digantung di ruang tamu rumahnya, tempat dia mengajar.

Dari teman-temannya yang guru, ia memiliki koleksi soal-soal ujian terbaru. Cerita Ing Han, dalam menangani murid yang penting adalah kesan pertama. Pada pertemuan awal ia langsung ”menjatuhkan” mental murid agar mereka percaya kepadanya dan tak berpikir ”orang buta itu tahu apa?”

Ing Han menyemangati diri dengan semboyan dari Napoleon Bonaparte, ”Tak ada kata tidak bisa dalam kamus hidup.”

Menjadi tunanetra tak berarti kecemerlangan pikiran terbengkalai. Kemampuan itu justru membuat dia dapat mandiri. Ia juga bisa membantu orang lain, seperti guru-guru yang meneleponnya saat mereka kesulitan memecahkan soal hingga anak loper koran yang ia beri les privat dengan tarif diskon.

Untuk mereka yang mengalami masalah kebutaan, beberapa kali Ing Han ikut acara berbagi untuk memberi semangat, baik lewat radio maupun pertemuan, di Lembaga Daya Dharma yang berkantor di Gereja Katedral, Jakarta.

Meski tunanetra, Ing Han tetap sibuk. Ia memberi les privat kepada 17 siswa. Bahkan, hari Minggu ia bekerja mulai dari pukul 08.00 sampai 18.00. Dia pun kini tengah berusaha memecahkan problem matematika klasik, yakni membagi sudut apa pun menjadi tiga sama besar. Untuk itu, selain bertemu dengan seorang profesor di Tunghai Unversity, Taiwan, ia juga mengontak dua jurnal matematika internasional guna mengusulkan pemecahannya....

PERSAHABATAN SEJATI

Alkisah, di suatu masa - dunia mulai bertengkar
Semua menganggap dirinyalah yang terbaik
yang paling penting
yang paling bermanfaat
yang paling disukai



HIJAU berkata:”Jelas akulah yang terpenting.
Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan.
Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan.
Tanpa aku, semua hewan akan mati.
Lihatlah ke pedesaan, aku adalah mayoritas ….”


BIRU menginterupsi :
“Kamu hanya berpikir tentang bumi,
pertimbangkanlah langit dan samudra luas.
Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan
awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan.


Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan.
Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa”


KUNING cekikikan :
“Kalian semua serius amat sih?
Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia.
Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning.
Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum.
Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan.”


ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya :
“Aku adalah kesehatan dan kekuatan.
Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia.
Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya.
Aku tidak ada dimana-mana setiap saat,
tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam.
Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian
akan terbetik di pikiran orang.”


MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak :
“Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan!
Aku adalah bahaya dan keberanian.
Aku berani untuk bertempur demi suatu kuasa.
Aku membawa api ke dalam darah.
Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan.
Aku adalah hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy.”


UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu :
Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan.
“Aku adalah kerajaan dan kekuasaan.
Raja, Pemimpin dan para
Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan.
Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku.”


Akhirnya NILA berbicara
lebih pelan dari yang
lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama :
“Pikirkanlah tentang aku. Aku diam.
Kalian jarang memperhatikan ada aku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal.
Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut.
Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin.”


Jadi, semua terus menyombongkan diri,
masing-masing yakin akan superioritas dirinya.
Perdebatan mereka menjadi semakin keras.
Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan.
Guruh menggelegar.
Hujan mulai turun tanpa ampun.
- bersedeku
bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara :


- TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain,
masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian
tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus,
unik dan berbeda?
Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!”
Menuruti perintah, - berpegangan tangan mendekati
hujan, yang kemudian berkata :
“Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur,
masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai
busur sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama
dalam kedamaian.


itu bagaikan :

Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.

Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu.

Kenali dan Miliki Watak Orang - Orang Sukses

Bill Gates (kaisar kerajaan Microsoft), Walt Disney (pemimpin Disney, perusahaan entertainment raksasa untuk anak-anak), Sam Walton (komandan Walmart, salah satu perusahaan retail terbesar dunia), Jeff Bezos (kapten perusahaan buku on-line, Amazon.com), Jack Welch (kepala suku perusahaan elektronik General Electronics), dll

Berpikir sukses
Siapa yang mengira bahwa wanita di Indonesia yang lebih dari seabad lalu masih banyak yang buta huruf dan tidak berpendidikan, sekarang banyak yang sudah menduduki posisi puncak di bidang yang ditekuni masing-masing? Prestasi fenomenal kaum wanita Indonesia ini adalah hasil buah pikir sukses Raden Ajeng Kartini yang dituangkan pada surat-surat yang dikirimkan pada teman-temannya di berbagai tempat.
Siapa yang menyangka komputer yang beberapa dekade lalu hanya digunakan di perusahaan-perusahaan besar karena ukurannya yang besar dan harganya yang sangat mahal, sekarang sudah menjadi perangkat yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan masyarakat masa kini? Bahkan komputer sudah masuk ke pelosok tanah air. Semua ini adalah hasil buah pikir sukses Bill Gates, sang kaisar di kerajaan bisnis Microsoft.
Siapa yang berani bermimpi bahwa kejadian historis (seperti pertandingan final piala dunia, perang, dan penganugrahan hadiah Nobel) di suatu tempat, bisa disaksikan secara ”live” di belahan bumi yang berlawanan? Keajaiban ini adalah buah pikir sukses Ted Turner, ”kepala suku” jaringan televisi dunia CNN.
Kartini, Bill Gates, Ted Turner meraih sukses karena mereka berpikir sukses. Hal ini bukan berarti mereka sama sekali tidak pernah mengalami kegagalan. Justru sebaliknya, kegagalan berkali-kali menimpa mereka. Namun karena mereka tidak berhenti untuk berpikir sukses, maka belajar dari kegagalan-kegagalan tersebut, mereka bangkit dan mencari serta menciptakan kesempatan untuk meraih sukses. Ibu Kartini yang pada awal perjuangannya, banyak ditentang oleh bangsa sendiri, bahkan sanak keluarga sendiri karena dianggap melawan adat, tidak patah semangat, iapun menggalang dukungan dari orang-orang yang sependapat dan sepikir dengannya tanpa batas negara, etnis ataupun agama.
Ide Bill Gates tentang penyederhanaan penggunaan komputer baik secara fisik maupun fungsi ditolak berbagai calon investor yang didekatinya. Bahkan perusahaan-perusahaan komputer besar yang saat itu berjaya seolah mencibirkan bibir mereka atas ”pemikiran sukses” Bill Gates. Namun watak kepimpinan Bill Gates yang kuat memacunya untuk terus berpikir sukses. Keteguhan untuk terus berpikir sukses inilah yang membukakan pintu sukses.
Demikian pula dengan Ted Turner, raja CNN. Beberapa kali gagal dalam berbisnis tidak membuatnya berhenti berupaya. Kegagalan demi kegagalan yang dihadapi dipelajari dengan seksama, sehingga ia tidak mengulanginya lagi. Hasilnya, kesuksesan gemilang diraih pemimpin perusahaan televisi dunia CNN.

Bicara sukses
Karena pikiran mereka dipenuhi ide-ide sukses, maka apa yang keluar dari mereka juga adalah kata-kata sukses. Kata-kata ini disampaikan dengan sederhana, dan mudah dimengerti para pengikut sehingga bisa memotivasi dan memberi inspirasi kepada para pengikut untuk tetap optimis walaupun harus menghadapi berbagai kendala, krisis, dan masalah.
Bicara sukses bukanlah merangkai kata-kata bohong yang tak bermakna, sebaliknya kata-kata ini adalah menyiratkan kejujuran, harapan, dan rasa hormat yang ditunjukkan para pemimpin pada orang-orang yang mereka pimpin. Bicara sukses bukan berarti hanya bicara ”manis” dengan menyembunyikan ”kelemahan” para pemimpin sendiri ataupun para pengikut mereka. Bicara sukses juga mengungkap ”kelemahan” dan ”kekurangan” yang bisa dan harus diperbaiki dari sang pemimpin dan para pengikutnya. Jadi, fokusnya bukan pada kendalanya, tetapi kesempatan sukses di tengah kendala yang dihadapi.
Bung Tomo dan Bung Karno, pemimpin bangsa Indonesia di zaman revolusi telah menggugah hati dan semangat pemuda-pemudi Indonesia untuk berjuag meraih sukses yang telah diimpi-impikan bersama: Kemerdekaan Indonesia yang akhir minggu ini kita rayakan bersama. Kedua pemimpin bangsa ini tidak menutupi adanya kendala yang mungkin dihadapi. Mereka mengingatkan adanya bahaya pemecah belahan yang mungkin dilakukan pihak musuh, namun dengan keteguhan dan kekompakan serta tekad untuk saling mendukung, maka kendala ini pasti bisa teratasi. Bayangkan jika kedua pemimpin bangsa ini hanya menyuarakan kekhawatiran dan keraguan mereka saja tanpa memompakan semangat dan harapan. Mungkin saat ini Indonesia masih berada di bawah cengkeraman penjajahan.
Karakter bicara sukses yang diperkuat dengan kejujuran, komitmen sukses, dan loyalitas, juga banyak dijumpai pada pemimpin dunia lain, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Aung San Suu Kyi. Para pemimpin ini senantiasa memompakan kata-kata sukses bagi bangsa dan pengikut mereka untuk bangkit melawan dis-kriminasi, kemisikinan, penindasan, dan keputusasaan, walaupun banyak kendala yang harus dicermati, disiasati, dan diatasi.

Berbagi sukses
Seorang petani jagung, yang jagungnya selalu menang dalam kontes jagung di daerahnya diwawancarai oleh seorang wartawan. ”Apa rahasia Bapak sampai 10 tahun ini terus menerus menjadi juara satu dalam kontes jangung di daerah ini?” demikian pertanyaan sang wartawan. ”Saya memberi bibit jagung unggul saya pada para petani di sekitar ladang saya,” jawab si petani.
Dengan terheran-heran sang wartawan bertanya, ”Mengapa begitu? Bukankah hal ini berarti Bapak memberi kesempatan pada lawan-lawan Bapak untuk menang?” Dengan bijak sang petani menjawab, ”Jika para petani di sekitar saya menanam jagung yang buruk, maka benih dari tanaman jagung yang mereka tanam akan terbang ke ladang saya dan bersatu dengan benih-benih jagung saya. Akibatnya, tanaman jagung saya kemungkinan tidak akan memiliki kualitas prima karena telah tercemar oleh benih-benih buruk tersebut.”
Prinsip seperti itulah yang diterapkan oleh para pemimpin yang sukses. Mereka sadar bahwa sukses tidak bisa diraih sendirian. Sukses tidak habis untuk dinikmati sendirian. Sukses harus diraih dan dinikmati bersama. Jadi untuk sukses, para pemimpin ini sadar bahwa mereka juga harus membuat orang lain sukses, sehingga kesuksesan bersama akan terasa lebih manis dari pada kesuksesan sendiri.
Walt Disney, dalam memproduksi film-film klasik dan fenomenalnya, juga menerapkan prinsip berbagi sukses. Disney sadar bahwa karya yang bagus perlu ditunjang oleh tim yang bagus dan mitra yang bagus pula. Untuk itu, Disney tidak segan-segan merekrut ilustrator, animator, pengisi suara, penulis naskah, sutradara dan insan film lainnya yang memiliki kualitas prima di bidang masing-masing. Tidak heran jika film-film hasil karya mereka (misalnya: Beauty and the Beast, Snow White, Pocahontas, Lion King) selalu mengundang decak kagum dunia. Untuk memproduksi film spektakuler, para pemimpin di perusahaan Disney juga bersedia bermitra dengan Pixar, perusahaan animasi terbaik di bidangnya baik dari segi teknologi maupun aspek kreatif. Buah hasil kerja sama ini adalah film-film animasi yang tidak hanya sukses meraih untung, tapi juga meraih penghargaan, misalnya: Bug’s Life, Toy Story, dan Finding Nemo.

Mimpi sukses
Jika kita mendayung bersama dalam satu perahu, semua pendayung perlu memiliki pemahaman yang sama akan tempat yang akan dituju, sehingga bisa mendayung dengan irama yang sama. Namun, jika jika ada kebingungan tentang tempat tujuan yang telah ditetapkan, maka para pendayung kemungkinan akan mendayung kearah yang berlawanan, sehingga walaupun sudah bekerja keras, perahu tidak akan melaju, bahkan mungkin akan berputar-putar di satu titik saja. Demikian pula dengan kesuksesan, untuk memimpin anak buah menuju ke tempat ”sukses”, sang pemimpin perlu punya ”mimpi” sukses. Tanpa mimpi ini, sang pemimpin tidak akan punya gambaran tentang kriteria sukses yang akan diraihnya bersama para pengikutnya.
Sam ”Walmart” Walton merupakan pemimpin di dunia bisnis yang punya mimpi sukses dan berhasil menularkan mimpi ini pada para pengikut mereka. Sam Walton bermimpi untuk menghadirkan sebuah ”superstore” yang memberikan keramahan pelayanan, kenyamanan tempat, keamanan berbelanja, harga murah, dan variasi barang yang beragam dengan kualitas prima bagi para pelanggan. Agar mimpi bisa terwujud, Sam Walton senantiasa membagikan mimpinya pada para karyawan Walmart. Ia lalu berkeliling untuk bertemu muka dan berkomunikasi dengan para manajer toko, dan pegawai di berbagai outlet Walmart di seluruh Amerika Serikat. Usahanya ini membuahkan kesamaan visi, sehinga seluruh jajaran bisa bersinergi untuk meraih sukses yang telah dimimpikan bersama.

Peta sukses
Setelah mimpi sukses dimiliki, seorang pemimpin perlu memiliki ”peta sukses.” Dengan peta ini, sang pemimpin bisa memilih alternatif rute yang paling efektif untuk meraih sukses. Orang kebanyakan biasanya akan memilih jalan yang sudah dikenalnya, ataupun yang paling sering dilalui orang, karena takut dan enggan mengambil resiko mencari jalan baru. Seorang pemimpin, dengan modal peta yang dimiliki, justru bisa mengendalikan rasa takutnya untuk mencari, mencoba, atau bahkan membuka jalan baru menuju sukses. Pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan seorang pemimpin di bidang yang ditekuni merupakan peta yang ampuh dan akurat untuk membantu mencari rute terbaik meraih sukses.
Jeff ”Amazon.com” Bezos, yang sudah banyak makan asam dan garam di dunia teknologi informasi berusaha mencari bahkan membuka jalan baru untuk menyediakan jasa penjualan buku yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja tanpa batasan tempat dan waktu. Jika orang kebanyakan memilih usaha ”toko buku” untuk mewujudkan mimpi ini, maka Jeff Bezos, membuka jalan baru, on-line bookstore, untuk meraih mimpi suksesnya.

Rencana strategis untuk sukses
Setelah peta dipelajari dan dikuasai dengan baik, rute-rute alternatif ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah menyusur rencana strategis meraih sukses. Untuk sampai ketempat tujuan, perlu disusun rencana mengenai kendaraan apa yang akan digunakan, tempat-tempat pemberhentian mana yang akan disinggahi, siapa saja yang akan dihubungi untuk memperoleh dukungan dan fasilitas yang diperlukan, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan semua ini. Semua ini perlu dirancang dengan akurat, namun fleksibel, dengan menyisakan kemungkinan untuk penyesuaian terhadap kondisi dan kejadian yang mungkin saja tidak 100% sesuai dengan yang telah diperkirakan sebelumnya.
Jack Welch adalah seorang pemimpin yang merancang sukses dengan menyusun rencana strategis jitu dengan melibatkan jajaran pimpinan perusahaan di tempat ia berkerja. Untuk meraih sukses, Welch mengajak anak buahnya untuk ”melihat” kemasa depan: apa yang bisa membuat mereka gagal dalam persaingan, strategi apa yang harus dilakukan agar hal ini tidak terjadi atau strategi apa yang harus diciptakan agar kondisinya bahkan terbalik: mereka menang dalam persaingan. Strategi ini dikenal dengan singkatan DYB (Destroy Your Business) dan GYB (Grow Your Business).

Tindakan sukses
Yang membedakan seorang pemimpin yang sukses dari yang gagal adalah keberanian untuk mengambil tindakan. Jika orang lain hanya berhenti pada mimpi sukses, ataupun menyusun rencana sukses, maka seorang pemimpin yang sukses berani mengambil keputusan untuk bertindak meraih sukses. Tentu saja tindakan ini tidak membabi buta, melainkan sudah dipikirkan sungguh-sungguh, dengan perencanaan yang rinci, dan persiapan yang matang.
Jika kita menunda untuk bertindak, ada kemungkinan ide dan rencana yang sudah disusun akan menjadi sia-sia, karena orang lain sudah mendahului kita untuk meraih sukses yang kita impikan.
Ingin menjadi pemimpin yang sukses? Pelajari dan milikilah watak seoran pemimpin yang sukes. Ingin mencari pemimpin yang bisa membawa kita ke tujuan sukses? Carilah orang yang menunjukan kualitas seorang pimpimpin.
Salam Mantabzzz

Sepiring Nasi kesuksesan Ala Bob Sadino

Sukses bagi seorang entrepreneur sejati seperti Bob Sadino, ternyata begitu sederhana. “Kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat makan, saya sudah sukses,” ungkap bos Kemchicks Group ini. Ia bilang, banyak orang tidak pernah memahami arti sepiring nasi. Makan dianggap sebagai kewajaran jika orang tidak punya masalah untuk mendapatkan makanan. Tapi bagi orang yang pernah lapar, pernah tidak makan, sepiring nasi mempunyai arti yang sangat besar dan sangat mendalam. “Mungkin titik berangkat saya itu yang membuat saya bisa begini hari ini,” tutur Bob, yang pernah jadi sopir taksi dan nguli di Jakarta dengan upah Rp100 per hari.
Bob, yang lulus SMA tahun 1953 itu mengkritik keras kecenderungan para orang tua yang malas mendidik sendiri anak-anaknya. Para orang tua itu melepaskan tanggung jawab mendidik anak dan seenaknya membebankan tugas itu pada sekolah. Akhirnya, sering mereka memaksakan kehendak pada anak-anak dalam hal memilih jenis pendidikan. Padahal, kata pengusaha gaek yang pernah ikut-ikutan temannya kuliah di Fakultas Hukum UI ini, semua anak bebas menentukan pilihan. Namun itulah egoisnya orang tua. Tanpa sadar mereka sedang memperkosa pikiran anak-anak.
Bagi Bob, keteladanan sangat bermakna untuk membangun mental seseorang. “Bukan dengan memicu dan memacu, karena banyak orang yang tidak mau dipicu dan dipacu,” tegas Bob. Ia mengaku sangat keras dalam mendidik anak-anaknya, tetapi juga memberi pilihan sebebas-bebasnya. Disiplin harus ditegakkan, tapi kemandirian juga harus ditumbuhkan. Itulah semangat Bob dalam menggerakkan para karyawan di Kemchicks Group, yang mana mereka dianggapnya sebagai anak-anak sendiri.
Teramat sayang jika orang hanya mengingat seorang Bob Sadino sebagai pengusaha nyentrik, yang kemana-mana pakai celana pendek. Makin digali, makin ketemulah sosoknya sebagai seorang Master Kehidupan. Bahasanya bernuansa sufistik. Ungkapan-ungkapan yang sederhana, lugas, dan kadang provokatif namun kaya makna itu, menjadikannya bak seorang “Guru Zen” dalam hal bisnis. “Saya ini seperti sebuah gitar tua di atas meja. Apakah saya bisa mengalunkan irama yang indah atau buruk, tergantung siapa yang memetiknya,” ungkap Bob saat didesak untuk mengeluarkan seluruh ‘ilmunya’ oleh Edy Zaqeus.
Kalau pikiran ini kita umpamakan sebuah cangkir teh, maka kita tak bakalan pernah bisa mengenal “tehnya” Bob Sadino, jika kita tak lebih dulu mengosongkan cangkir itu. Berikut petikan wawancara antara Bob Sadino, sang “Guru Zen” bisnis, dengan salah satu pengagumnya, Edy Zaqeus. Wawancara berlangsung sepanjang perjalanan dari rumah Bob di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai di kantornya di kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Wawancara ini merupakan salah satu bab dari buku best seller berjudul Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah! (Gradien, 2004)
Rata-rata kalau orang bicara modal, langsung otaknya bilang duit. Orang yang lebih canggih lagi, kalau bukan duit ya benda-benda modal seperti pacul, pikulan, atau becak. Itu modal yang bisa dilihat, dipegang, dirasakan, modal tangible. Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dipegang. Umpamanya modal keberanian, kemauan, tekad. Saya pribadi, dari mana mulainya? Ya, dari yang tidak kelihatan tadi.
Soal ketidakberanian mengambil risiko, jika berdasarkan perhitungan risikonya terlalu besar. Komentar Anda?
Karena saya berangkat tanpa perhitungan apa-apa, bagaimana saya mau mengitung kalau duit saya tidak punya? Modal saya hanya kemauan, tapi saya punya kaki punya tangan, terus saya melangkah, saya berbuat!
Apa cukup mengandalkan keberanian ambil risiko saja?
Salah satunya iya. Kalau orang biasanya menghindari risiko, saya masuk kategori orang yang mencari risiko, kan? Masa bodoh akibatnya, yang saya cari itu risiko. Silahkan terjemahkan….
Pernah mengalami kegagalan dalam usaha?
Ini pertanyaan yang sangat lucu… Kegagalan itu sudah termasuk dalam usaha. Cari risiko berarti cari kegagalan, kan? Berusaha itu modalnya bukan duit. Duit itu nomor ke seratus kali!
Soal mental kewirausahaan masyarakat kita?
Rata-rata orang Indonesia masih berpikir untuk jadi pegawai saja. Termasuk mereka yang sudah selesai sekolah, sarjana-sarjana itu. Kebanyakan orang tidak mau dipicu dan dipacu mental kewirausahaannya. Karena tidak mau, ya pendekatannya harus beda. Ya, keteladanan saja. Kalau orang melihat Anda berhasil, Anda hanya bisa berharap orang lain mengikuti Anda. Itu saja!
Bukankah itu pasif?
Memangnya kita bisa maksa orang? Kamu mau nggak dipaksa? “Kamu besok berhenti saja jadi wartawan, kamu ikuti jejak saya, mau nggak kamu?!”
Konon dalam usaha perlu ‘naluri bisnis’ (instinct) atau feeling. Anda sendiri?
Dari pengalaman, saya tidak mengatakan bahwa instinct atau feeling itu faktor. Mungkin ada, Mungkin! Tapi itu kan sesuatu yang tidak ada jaminannya? Yang orang katakan feeling bagi saya, sebenarnya adalah karena saya sudah melangkah 999 langkah. Maka langkah saya yang ke-1000 itu, yang sebetulnya langkah berikutnya, itulah yang dikatakan orang instinct atau feeling.
Kalau soal ‘hoki’ atau keberuntungan?
Berapa persen sih orang yang bisa menyandarkan dan mengandalkan sebuah sukses dari faktor hoki? Kenapa nggak dilaksanakan saja, dijalankan saja? Mungkin hoki datang sejajar dengan itu, dengan sendirinya. Kalau orang sejak awal percaya dirinya tidak bisa berhasil, maka seumur hidupnya, sepanjang hayatnya, dia tidak akan pernah berhasil.
Bagaimana dengan leadership dalam menghidupkan usaha?
Kalau ditanya definisinya saya nggak bisa jawab. Kalau ditanya hasilnya, saya punya 1.600 orang anak-anak. Mereka itu anak-anak, saya bapaknya, itu saja! Nggak pakai resep. Mereka itu mbututi (mengikuti) saya kok. Jika kamu belum menikah, belum punya istri, belum punya anak, maka apa pun yang saya terangkan tentang ‘bapak’, kamu tidak akan mengerti. Itu pun sudah merupakan jawaban!
Kalau anak-anak tidak mampu melaksanakan apa yang Anda inginkan?
Dibentur-benturkan aja kepalanya ke tembok! Apakah saya bisa andalkan anak saya dari pengetahuannya saja? Pengalaman. Anak pegang sepeda, kalau jatuh itu risiko saya. Si anak merasakan sakit. Tapi sebagai seorang bapak, kalau anak luka, yang ngobatin luka itu siapa? Risiko si anak sakit, luka, berdarah, teriak-teriak. Karena itu dirasakan anak saya, saya ikut merasakan. Saya sebagai bapak harus bertanggung jawab. Saya melaksanakan tugas saya sebagai bapak, sama dengan semua bapak di mana pun bapak-bapak berada. Tidak ada bedanya.
Usaha sudah besar, urusan makin banyak, sistem makin rumit. Bagaimana mempertahankan semua ini?
Saya kan sama anak-anak, tidak sendirian? Harus dilihat saya bersama anak-anak itu sebagai sebuah kebersamaan. Sudah lama saya tidak mengambil keputusan. Anak-anak saya suruh belajar naik sepeda. Terserah mau ke mana dan bagaimana mereka naik sepeda. Kalau saya mengawasi terus, kapan dewasanya anak-anak?
Tidak selamanya orang bisa lurus terus. Kadang meyimpang, kadang melakukan kesalahan?
Saya buka dan bebaskan. Kalau mau melakukan penyimpangan, melakukan kesalahan, silahkan! Bebas kok. Terserah. Seperti anak saya yang naik sepeda, kalau dia jatuh, dia sakit sendiri.
Kesalahan yang disengaja maupun yang tidak?
Dua-duanya boleh. Merdeka kok!
Kedengarannya kok tidak ada mekanisme reward and punishment?
Punishment-nya itu bukan dari saya. Reward-nya juga bukan dari saya. Punishment juga karena kelakuan dia sendiri. Memangnya tugas bapak itu harus punish and reward? Memangnya polisi? Saya paling menghindari perkataan punishment.
Lebih utama pengalaman atau sesuatu yang didapat dari bangku sekolah?
Saya tidak bisa ngomong karena saya nggak sekolah. Menurut istilah Andrias (penulis buku-buku best seller: red), saya ini orang yang belajar, tetapi orang yang tidak pernah sekolah.
Siapa guru-guru terbaik Anda?
Alam. Saya melihat anak-anak, saya lihat pohon, matahari, jalanan, batu, sekeliling saya aja. Apa orang itu ndak bisa belajar dari batu? Banyak orang tua yang tidak rela anaknya tidak sekolah.
Mungkin ada kekhawatiran kalau tidak sekolah nanti tidak bisa hidup?
Apakah mereka tahu dengan sekolah itu anaknya bisa hidup? Apakah nggak sebaliknya, malah karena sekolah dia nggak akan bisa hidup? Kalau saya jadi kamu, segera setelah jadi orang tua, yang saya ingat adalah obrolan saya dengan Bob Sadino. Apakah sekolah itu jaminan bahwa anak itu nanti akan berhasil? Saya hampir pasti kalau kamu jadi orang tua, kamu akan paksa anakmu untuk sekolah. Kalau kamu orang tua yang percaya, bahwa dengan sekolah anak itu bisa sukses, saya cenderung mengkategorikan kamu sebagai orang tua yang tidak bener. Pertama, kamu malas tidak mau mendidik anak sendiri. Kedua, kamu mengandalkan orang lain. Kalau kamu menghendaki anakmu melakukan setiap yang kamu inginkan, kamu orang tua yang paling egois. Bukankah setiap anak itu bebas memilih apa pun yang dia inginkan? Tanpa sadar kamu sedang memperkosa pikiran anakmu. Itu menurut Bob Sadino!
Ada pemikiran, pendidikan adalah warisan terbaik bagi anak?
Kalau semua orang bilang begitu, saya yang akan bilang tidak! Kamu belum menarik garis sekolah itu apa, belajar itu apa. Alangkah prihatinnya saya. Kasihan sekali pada orang tua yang mendidik anaknya, dengan menyuruh si anak masuk di sebuah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding. Bukankah dunia ini lebar? Warisan disempitkan menjadi satu; sekolah. Yang lain-lain nggak dianggap warisan, alangkah sempitnya pemikiran itu. Anak-anak saya ya saya sekolahkan. Tapi setelah itu saya bebaskan, mau apa terserah. Tidak pernah saya paksakan. Dan walau anak-anak saya selesai sekolah, ternyata mereka juga ndak senang sekolah.
Apakah ide-ide semacam ini bagus untuk orang-orang di bangku sekolah?
Saya selalu mengatakan, bagi mereka yang memaksakan kepingin sukses, jawaban saya sangat sederhana dan sangat tidak populer. Kalau kamu mau sukses, besok kamu berhenti sekolah. Dan jelas tidak ada satu orang pun yang mau nurut kata-kata saya. Padahal dia sedang mencari dan mengejar sukses.
Mungkin orang merasa tidak aman jika meninggalkan sekolah dan tidak punya ijazah?
Kamu tahu berapa ribu sarjana yang nganggur. Apakah itu aman buat mereka? Kemarin saya ke IPB sedang mewisuda 1.200 sarjana. Dari 1.200 sarjana yang kemarin diwisuda itu, berapa yang dapat pekerjaan, saya tidak tahu. Yang saya tahu hanya beberapa gelintir saja. Artinya kamu menyekolahkan anak untuk mencapai suatu tujuan, yaitu masuk pada suatu tempat yang tidak aman. Itu jelas sebetulnya. Tapi mengapa paradigmanya tidak pernah mau digeser-geser? Karena itu budaya dari nenek moyang. Orang tua maunya gampang. Sebetulnya sekolah itu hanya wakil saja dari orang tua. Kalau orang tua yang prihatin, ya dia didik sendiri anaknya.
Waktu kecil pernah punya cita-cita?
Nggak punya cita-cita. Kamu bertanya, ‘benar nggak?’ berarti kamu tidak percaya sama saya, kan? Karena aneh, kan? Orang selalu tidak percaya jika saya ngomong yang sejujur-jujurnya.
Bagi Anda apa makna sukses itu?
Bilamana apa yang saya harapkan, itu yang saya dapatkan, itulah sukses. Jadi kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat makan, saya sudah sukses. Buat saya nasi sepiring itu sudah baik. Orang mencari macam-macam itu kan karena tidak pernah menghargai nasi sepiring buat dimakan besok? Saya menghargai itu karena saya pernah lapar. Nasi sepiring itu punya arti besar, segunung sudah. Sesederhana itu! Nasi doang itu bagi saya sudah lebih baik daripada saya tidak makan. Mungkin titik berangkat saya itu yang membuat saya bisa begini hari ini. Orang yang tidak bisa menghargai sepiring nasi doang, karena mereka belum pernah lapar, kan? Mungkin perbedaan yang paling mencolok antara saya dengan begitu banyak orang adalah itu. Makan dianggap taken for granted, kewajaran, karena orang itu tidak punya masalah dengan makan. Tapi orang-orang di pinggir jalan itu, kamu tanya mereka….
Ada saat-saat khusus untuk meditasi atau refleksi diri?
Walah… dengan saya bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anak-anak, itu sebuah refleksi spontan, kan? Apakah itu sikap saya, tindakan saya, atau pembicaraan saya, saya mendapatkan refleksinya. Jadi saya tidak perlu lagi merenung. Saya bicara dengan Anda, saya mendapatkan refleksi dari Anda. Refleksinya…oh, segala pertanyaan yang saya jawab anak ini ternyata bingung sendiri ha..ha..ha..
Setelah seperti sekarang ini, ke depan apalagi yang Anda harapkan?
Dari awal saya bilang, besok itu saya mengharapkan bisa makan. Dan keesokan harinya saya bisa makan, dan saya puas. Apalagi yang saya harapkan? Karena itu makna sukses, kan? Sudah cukup. Nah, pulang nanti kamu dipaksa merenung! Bisa nggak menerjemahkan sang sufi ini ha..ha..ha…Kamu mengukur saya itu sekarang, kamu melihat saya serba ada. Kamu lupa sepiring nasi buat saya itu ada, itulah titik ada pada waktu saya punya sepiring nasi besok. Itu titik ada saya. Kalau saya melihat titik pada waktu besok saya mau makan saya dapat nasi, itu sudah titik bagi saya.*

Selasa, 24 Februari 2009

MEMULAI BISNIS ala Tung Desem Waringin

Berikut ini adalah langkah - langkah dahsyat memulai bisnis menurut TDW

  1. Bangun Ide bisnis dengan menulis Impian dan hobby kita..tulis 10 mimpi dan hobby kita, lalu seleksi menjadi 3 yang paling membuat kita sangat ambisius dan enjoy untuk menjalankannya. Seleksi lagi menjadi 1 mimpi yang membuat kita menjadi HARUS untuk mewujudkannya. Jadi kan 1 mimpi tersaebut sebagai Visi / Goal / Target yang harus diraih..

  2. Berikan alasan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut. Bayangkan kenikmatan apa yang akan kita dapat kalau mimpi tersebut terwujud dan kesengsaraan apa yang akan kita terima kalau mimpi tersebut tidak terwujud.

  3. Mulai lah untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema yang tepat dan tulis Misi / Langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep usaha…Lakukan riset baik di internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi yang kita tulis harus terdefinisi dengan jelas, specific dan marketabel sesuai bidangnya..
    Property
    Bisnis
    Internet

  4. Tulis dan rancang strategi yang akan dijalankan

  5. Gunakan faktor pengungkit
    OPM (Other People’s Money)
    OPE (Other People’s Experience)
    OPI (Other People Idea)
    OPT (Other People’s Time)
    OPW (other People’s Work)

  6. Cari pembimbing (kalau bisa yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk pembanding dan mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan langkah-langkah pencapaian goal tersebut.
    Pembimbing :

a. Pembimbing kebetulan, biasanya disaat kritis ada saja yang datang membantu kita tanpa diminta
b. Pembimbing di depan mata (orang yang sukses di bidang yang akan kita mulai)
c. Pembimbing Imajiner / tokoh / pahlawan dengan membaca biografi, ikut seminar, dll

Buat TEAM yang kompak untuk membantu mewujudkan goal tersebut
T = Together

E = Everybody

A = Achieve

M = Miracle

  1. Optimalkan jaringan, relasi dan network yang kita punya untuk mencapai goal / visi kita tersebut.

  2. Buat jaringan baru yang tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi sebanyak-banyaknya.

  3. Gunakan alat bantu untuk pemercepat pencapaian misal website, advertisement, promosi, ROI, cashflow, dll

  4. Buat system yang ideal untuak bisnis tersebut.
    S=Save, Y=Your, S=Self, T=Timing, E=Energy, M=Money….94% kegagalan usaha karena system bukan orangnya…perbanyak menggunakan 5W = Why Why Why Why Why dan 5H = How How How How How


Modal bukan yang paling utama dalam memulai wirausaha…

Kita bisa kapan saja menyerah tapi tidak harus menyerah sekarang kan????

Jadi kenapa tidak ditulis sekarang mimpi kita agar terbangun suatu ide wirausaha yang harus diwujudkan

Cara Memotivasi Diri menjadi lebih dahsyat dan Mantabz

Aset paling berharga bagi banyak orang adalah juga aset yang paling belakangan dihargai. Aset itu, bila ditangani dengan semestinya, akan mampu memberikan hasil secara dramatis. Aset yang tidak dapat dikenakan harga setinggi apapun. Itulah otak manusia, pikiran dan proses berfikir.

Otak merupakan kawasan penyimpanan yang kapasitasnya luar biasa, menjadi pentinglah untuk berhati-hati di dalam mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka akan secara terus-menerus menanamkan masukan saya tidak mampu dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak mampu. Sehingga ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak mereka ketika ditanya mengirimkan jawaban : Tidak, kamu tidak mampu, atau tanggapan lain semacam itu.

Lima langkah yang diperlukan untuk membangun kepercayaan diri dan yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri bagi motivasi diri dari dalam.

1. Hindari mencari-cari alasan

Begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dengan mengajukan alasan yang tidak masuk akal dan sama sekali salah. Seperti :

  • Saya tidak bisa

  • Saya tidak mampu sebab...

  • Pendidikan saya belum memadai

  • Saya sudah terlalu tua

  • Saya masih terlalu muda, dll

Siapapun dapat mencari alasan bagi hampir segalanya, maka dalam membangun kepercayaan diri, jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan hanya akan menghambat seseorang dari pencapaian sasaran. Ingatlah bahwa otak Anda adalah kawasan penyimpanan, apa yang Anda masukkan pada gilirannya akan keluar lagi, jadi gantilah penyisipan hal-hal negatif dengan hal-hal positif.

2. Gunakan Daya Imajinasi

Otak dengan kapasitasnya yang tidak terbatas dapat membantu Anda dengan tanpa batasan mencapai ambisi hidup jika Anda memberinya kesempatan. Biarkan dia menggambarkan diri Anda sebagai pribadi yang Anda inginkan. Dengan jelas menggambarkan apapun wujud yang Anda inginkan. Semakin Anda memikirkan itu semua semakin besar kepastian akan suatu hasil yang positif. Jika Anda terus menerus membiarkan pikiran Anda dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, Anda hampir pasti akan mengalami penyakit yang Anda pikirkan. Jika Anda terus menerus memikirkan hasil negatif tentang pergaulan atau karier bisnis, pemikiran itu pada gilirannya akan mengakar dalam diriAnda. Maka dalam proses membangun kepercayaan diri dengan menggunakan proses kesan daya imajinasi otak, pentinglah untuk menjadi yakin bahwa apa yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan jelas adalah hal yang positif. Hal yang positif itu harus memungkinkan kesan positif pada diri Anda dan peningkatannya, serta pemikiran positif itu harus mengarah ke sasaran Anda, cita-cita dan kebahagiaan dalam hidup.

3. Jangan Takut Gagal

Kegagalan telah menghalangi begitu banyak orang sehingga mereka mundur sebelum mencoba, berbuat atau meraih keberhasilan sebab mereka tidak mampu menerima terminologi dimana ada kemungkinan untuk gagal. Sebagian orang benar-benar tidak pernah mencoba sesuatupun sebab rasa takut gagal ini telah menguasai otak mereka selama bertahun-tahun. Setiap hari mereka memikirkan kegagalan ini sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguh melakukan sesuatu dan pada akhirnya mereka tidak percaya diri dan penuh keraguan.

4. Penampilan Membentuk Kepercayaan Diri

Penampilan luar memang bukan segalanya. Kadang-kadang perlu untuk membelanjakan uang demi penampilan luar yang menarik, karena dengan penampilan luar yang menarik memberi kesempatan yang ada dalam diri Anda untuk merasa baik. Tetapi haruslah tetap bersikap realistis. Sebagian orang bersikap berlebihan dalam penampilan mereka dan pada akhirnya semua itu hanya demi kepuasan ego mereka.

5. Susunlah Catatan Mengenai Sukses Yang Diperoleh

Setiap orang pernah mencapai sukses dalam hidupnya. Cara mengumpulkan catatan sukses masa lalu sangat sederhana. Pikirkan balik sukses Anda yang paling awal yang mungkin terjadi pada masa sekolah ketika memenangkan lomba balap kelereng atau balap karung. Mungkin juga berawal dari ucapan selamat ketika memenangkan lomba mengambar atau melukis. Ini bisa dilakukan secara lisan pada suatu audio kaset atau buku catatan. Anda bisa melihat kembali catatan dan memperbaharui aset paling berharga Anda dengan kenangan akan sukses tersebut.

Motivasi hanya dapat mengabadikan diri berdasarkan harapan. Untuk memotivasi diri, seseorang harus memiliki harapan tentang sebuah masa depan. Oleh karena itu dalam memotivasi diri seseorang bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri harapannya.

KATA – KATA PEMBANGKIT SEMANGAT

Intan adalah batu yang terbuat begitu baik karena berada di bawah tekanan (anonim)


Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan

(Collin Powell)

Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang pertama

(Norman Vincent Peale)



Lebih banyak orang hanya ingin bertemu dengan orang yang tepat ketimbang berusaha menjadi orang yang tepat

(Gloria Steinem)



Yang penting bukanlah siapa yang benar, namun apa yang benar

(Thomas Huxley)



Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik

(Henry Ford)



Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran

(James Thurber)



Kayu yang baik tidak tumbuh dengan mudah; semakin kencang angin, semakin kuatlah pohon-pohon

(J. Willard Marriott)



Tidak jadi soal berapa kali anda terjatuh, tapi berapa kali anda bangkit (Vincent Lombardi)



Arti hidup adalah memberi hidup sebuah arti (anonim)



Pikiran itu laksana parasut, Ia hanya berfungsi bila terbuka

(Lord Thomas Dewar)



Makin keras pertempuran, makin indah kemenangan (Thomas Paine)



Yang menarik di dunia ini bukanlah badai yang menghadang anda, melainkan bagaimana anda mengemudikan kapal (anonim)



Kecemasan ibarat kursi goyang. Ia memberikan pada anda sesuatu untuk dilakukan tapi tidak membawa anda kemana-mana

(Dorothy Galyean)



Jangan menilai setiap harimu dengan panen yang kau tuai namun dengan benih yang kau tanam

(Robert Louis Stevenson)



Anda bisa memberi tanpa mencintai, tetapi anda tidak bisa mencintai tanpa memberi

(anonim)



Saat salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. Hanya seringkali kita terpaku begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga tak melihat yang telah terbuka untuk kita

(Helen Keller)



Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan

(Robert F. Kennedy)



Hal terpenting yang dapat dilakukan seorang ayah untuk anak-anaknya adalah mencintai ibu mereka

(Theodore Hesburgh)



Pecinta melihat melalui teleskop; pembenci melihat melalui mikroskop

(Josh Billings)



Kekuatan bukan terletak di pertahanan, namun dalam serangan (Adolf Hitler)

Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila memang itu diperlukan. Anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan dua lompatan kecil

(David Lloyd George)



Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton

(Mark Twain)



Jangan biarkan apa yang tak bisa kau lakukan, menghalangi apa yang bisa kau kerjakan

(John Wooden)



Tak pernah ada manusia luar biasa yang tak memiliki ibu yang luar biasa

(Olive Schreiner)



Saya tak mampu mengubah arah angin, namun saya bisa mengubah perahu saya untuk selalu mencapai tujuan saya

(Jimmy Dean)



Singkirkan kerikil dari dalam sepatumu, itu lebih baik daripada belajar untuk berjalan pincang dengan baik

(Stephen C. Paul and Gary Max Collins)

KATA – KATA PEMBANGKIT SEMANGAT

Intan adalah batu yang terbuat begitu baik karena berada di bawah tekanan (anonim)

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan (Collin Powell)

Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang pertama (Norman Vincent Peale)

Lebih banyak orang hanya ingin bertemu dengan orang yang tepat ketimbang berusaha menjadi orang yang tepat (Gloria Steinem)

Yang penting bukanlah siapa yang benar, namun apa yang benar (Thomas Huxley)

Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik (Henry Ford)

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran (James Thurber)

Kayu yang baik tidak tumbuh dengan mudah; semakin kencang angin, semakin kuatlah pohon-pohon (J. Willard Marriott)

Tidak jadi soal berapa kali anda terjatuh, tapi berapa kali anda bangkit (Vincent Lombardi)

Arti hidup adalah memberi hidup sebuah arti (anonim)

Pikiran itu laksana parasut, Ia hanya berfungsi bila terbuka (Lord Thomas Dewar)

Makin keras pertempuran, makin indah kemenangan (Thomas Paine)

Yang menarik di dunia ini bukanlah badai yang menghadang anda, melainkan bagaimana anda mengemudikan kapal (anonim)

Kecemasan ibarat kursi goyang. Ia memberikan pada anda sesuatu untuk dilakukan tapi tidak membawa anda kemana-mana (Dorothy Galyean)

Jangan menilai setiap harimu dengan panen yang kau tuai namun dengan benih yang kau tanam (Robert Louis Stevenson)

Anda bisa memberi tanpa mencintai, tetapi anda tidak bisa mencintai tanpa memberi (anonim)

Saat salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. Hanya seringkali kita terpaku begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga tak melihat yang telah terbuka untuk kita (Helen Keller)

Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan (Robert F. Kennedy)

Hal terpenting yang dapat dilakukan seorang ayah untuk anak-anaknya adalah mencintai ibu mereka (Theodore Hesburgh)

Pecinta melihat melalui teleskop; pembenci melihat melalui mikroskop (Josh Billings)

Kekuatan bukan terletak di pertahanan, namun dalam serangan (Adolf Hitler)

Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila memang itu diperlukan. Anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan dua lompatan kecil (David Lloyd George)

Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton (Mark Twain)

Jangan biarkan apa yang tak bisa kau lakukan, menghalangi apa yang bisa kau kerjakan (John Wooden)

Tak pernah ada manusia luar biasa yang tak memiliki ibu yang luar biasa (Olive Schreiner)

Saya tak mampu mengubah arah angin, namun saya bisa mengubah perahu saya untuk selalu mencapai tujuan saya (Jimmy Dean)

Singkirkan kerikil dari dalam sepatumu, itu lebih baik daripada belajar untuk berjalan pincang dengan baik (Stephen C. Paul and Gary Max Collins)

Cara Mengubah Rasa Takut Jadi Berani ala Tung Desem Waringin

Kebanyakan manusia tahu bahwa untuk menjadi seseorang yang kaya, ia harus membuka usaha sendiri atau meminta kenaikan jabatan atau meminta kerja sama dengan orang kaya lainnya dsb. Tapi kebanyakan manusia juga terhambat oleh faktor dalam dirinya yaitu rasa takut. Rasa takut ini bisa apa saja dari takut gagal, takut dimarahi, takut ditolak, atau bahkan takut untuk menjadi sukses atau kaya.

Tidak mau dan bukan tidak tahu penyebab paling utama manusia tidak bisa merubah keadaan dirinya”

Untuk bisa merubah rasa takut menjadi berani ini, ada banyak cara, disini akan dijelaskan tiga diantaranya:

1. Merubah gerak

Apabila kita misalnya memiliki ketakutan untuk bertemu seseorang, kita bisa mencoba menghilangkannya dengan banyak melakukan gerakan penuh semangat. Sebagai misal adalah apabila anda berada di suatu pusat perbelanjaan, anda bisa mencoba masuk ke kamar kecil, disana anda dapat melompat-lompat sampai seratus kali hingga badan anda berkeringat. Kalau perlu beri tambahan dengan menepuk-nepuk dada anda sambil berkata, yes, yes, yes, saya bisa, saya bisa, saya bisa dengan penuh semangat sambil menarik nafas panjang-panjang. Dijamin ketakutan anda akan hilang seketika.

Our emotion is created by our motion”

2. Merubah fokus

Kita bisa melakukan ini dengan merubah fokus kita dari sesuatu yang sebelumnya kita takutkan menjadi sesuatu yang akan membuat kita berani. Misalnya apabila kita mengalami ketakutan, maka kita bisa membayangkan kejadian masa lampau yang akan membuat kita menjadi penuh kepercayaan diri. Sebagai misal ketika anda menerima penghargaan, atau ketika menjadi pemenang di suatu kejuaraan dsb. Atau kita bisa membayangkan kejadian masa depan apabila kita sukses sehingga kita memiliki tekad membara untuk berubah menjadi lebih baik.

3. Merubah kata-kata dalam hati

Kebanyakan manusia sering berkata dalam dirinya, nanti kalau ditolak bagaimana? Nanti kalau dia marah gimana? dsb. Kata-kata seperti ini sering menghinggapi seseorang dan membuatnya menjadi takut untuk melakukan suatu hal. Untuk mengatasinya, kita cukup mengubah kata-kata ini menjadi sesuatu yang lebih positif. Sebagai misal adalah “kalau ditolak, toh saya tidak akan mati. Kalau saya enggak nyapa, toh itu berarti saya sudah ditolak seratus persen. Kalau diterima ‘kan nikmatnya malah luar biasa. Toh dia juga enggak bakalan menggigit saya dsb”

Cara merubah berani menjadi komitmen

Tahap kemampuan emosi kedua yang harus dimiliki seseorang adalah kemampuan mengubah berani menjadi komitmen. Bukan hanya sesaat saja tetapi terus menerus. Suka dan duka dijalani dengan penuh.

Beda antara berani dan komitmen akan tampak dalam menghadapi masalah yang berkelanjutan. Seseorang yang berani bisa saja hanya memiliki keberanian itu sesaat saja, apabila menghadapi keadaan buruk terus-menerus ia bisa saja kemudian mundur dan menyerah. Ini berbeda dengan komitmen. Seseorang yang berkomitmen untuk maju, maka ia tidak akan mundur walaupun didorong terus kebelakang berkali-kali.

Untuk mengubah berani menjadi komitmen kita harus tahu dengan persis apa nikmat yang ditawarkan dan apa penderitaan yang bisa didapat apabila kita tidak bertindak. Bayangkan suatu sengsara tidak tertahankan yang akan kita alami apabila kita tidak bertindak. Sengsara yang bisa menimpa orang lain yang kita cintai, sayangi dsb. Juga bayangkan kenikmatan yang akan didapat apabila kita berani mengambil tindakan, kenikmatan untuk orang yang kita sayangi dsb. Kita harus berusaha mengingat hal-hal ini apabila kita mulai merasa bosan, atau lelah atau putus asa dsb. Apabila ini dilakukan terus menerus, maka pada akhirnya nanti suatu keberanian akan berubah dengan sendirinya menjadi suatu komitmen.